Rabu, 31 Maret 2010

I'm Home

Event : Discovery Of Culture, FIB UGM, 20 Maret 2010

Saya pulang. Inilah salah satu rumah bermusik saya. Fakultas Ilmu Budaya UGM--dahulu kondang dengan nama Sastra UGM--. Tempat tujuan pertama saya untuk menggantungkan impian sebagai musisi, tempat debut saya bernyanyi.

Saya selalu sangat emosional bila "harus" manggung di Sastra, dan saya yakin beberapa personel Jasmine juga merasakan hal yang sama. Jasmine berasal dari sini. Saya, Pram, dan Prancis adalah mantan mahasiswa di Sastra, yang akhirnya memilih menjadi musisi, sebuah profesi yang sempat "bikin heboh" dan menjadi cita-cita separuh orang yang saya kenal di kampus ini.

Kampus Sastra "pernah" sangat diakui dan terkenal sebagai salah satu barometer dunia band-band-an di Jogjakarta. Pada tahun '90-an dan awal 2000-an, hampir semua penikmat musik Jogja mengenal Sastromoeni, salah satu ikon band Sastra UGM, dan diikuti dengan mengorbitnya nama band-band populer Sastra. Itulah yang membuat saya memutuskan untuk kuliah di sana, pada waktu itu salah satu alasan saya adalah agar bisa belajar jadi musisi--setelah gagal tes seleksi masuk ISI Jogja--. Dan woooow...inilah dunia yang saya cari, pergaulan anak band yang membuat saya sangat bersemangat untuk ke kampus, bukan untuk kuliah, tapi untuk ngeband hehe....

Pada awalnya saya membentuk band dengan teman satu kelas, dan kepingin unjuk gigi pada para musisi senior di Sastra yang udah ngetop pada saat itu (salah satunya adalah Pram dan Prancis), agar bisa diterima dan eksis dalam komunitas mahasiswa "keren". Under estimated dan rejection, adalah resiko bagi seorang newbie di "school of rock" ini, taulah dengan pola-pola senioritas kakak kelas, apalagi untuk mahasiswa angkatan baru. Dan ternyata memang butuh waktu lama untuk membuat mereka sadar bahwa saya ini bisa bernyanyi. Berbagai cara saya lakukan untuk itu, mulai dengan menggondrongkan rambut, mencoba berdandan kayak "mereka", dan mencuri-curi kumpul ikutan nongkrong. Iklim tersebutlah yang memacu cita-cita saya--tapi tidak untuk perkuliahan saya--, dan saya melewati tahun-tahun berproses di Sastra dengan bergabung pada berbagai band, berbagi "pelajaran" ngeband dengan banyak orang, hingga bersaing dan bermusuhan dengan sesama anak band juga hehe..... Pokoknya komplitlah lika-liku dunia ngeband itu.

Tapi pada akhirnya, di antara banyaknya teman yang berniat menjadi musisi itu, hanya sedikit yang masih bertahan nekad ngeband sampai sekarang--yang lainnya mentas karena lulus kuliah dan insyaf--. Yah, saya termasuk orang yang terjerumus ke situ, dan susah untuk berpindah ke lain profesi. Jasmine, adalah salah satu band yang lahir dan masih tetap eksis (walaupun sudah berkategori uzur) di kampus ini. Namun, kami malah jarang-jarang tampil di sini, kayaknya baru 2 kali deh kita tampil pada event "serius" Sastra--terakhir kita main di sana tahun 2009--. Kami bergerak di luar kampus, walaupun tetap nongkrong di sana juga, tapi nggak tau kenapa kok kita jarang berjodoh dengan schedule event di Sastra. Makanya, saat tampil kemarin, muncul kerinduan bernostalgia dengan atmosfer kesenian di sana.

Saya justru sangat grogi untuk tampil di sana, selain euforia reunian dengan teman-teman jebolan "progam studi ngeband", ada kepentingan sentimentil saya dan Jasmine untuk mempertontonkan sesuatu yang "hebat", karena sudah terlanjur dicap sebagai musisi Sastra generasi tua yang eksis berdengung--selain caper sama adek-adek kelas tentunya hehe--. Kami harus tampil ngangkat, itulah harga mati sebagai konsekuensi band alumnus komunitas musik Sastra. Berat memang, dan semuanya harus kami persiapkan dengan baik, mulai dari nuansa songlist, kostum, blocking panggung, huuufffff....butuh konsentrasi tingkat tinggi. Fatal hukumnya jika sampai salah main atau tampil jelek di Sastra, salah satu gigs yang selalu saya rindukan, dan sangat emosional. Karena bagi saya, tampil di Sastra ibarat seorang perantau yang mudik pulang kampung dan harus menunjukkan suatu kesuksesan....

Selasa, 02 Maret 2010

From This Moment

Event : Wedding, Kagama, 28 Februari 2010

Lagu ini adalah lagu wajib saya untuk perform acara wedding. Selalu saya nyanyikan sebagai lagu pembuka, kadang sebagai lagu pengiring parade penganten menuju pelaminan. Memang tidak sebagus Shania Twain sih, tapi paling tidak sedikit terbangun aura romansa untuk membuka sebuah perayaan bersatunya kisah asmara dua manusia terpelai.

Lagu yang sakral menurut saya. Saya selalu serius penuh penghayatan ketika menyanyikannya di wedding. Bahkan sempat saya membayangkan, saat saya nikah nanti, akan saya nyanyikan sendiri lagu ini, nggak rela saya kalau lagu sebagus ini dinyanyikan orang lain. Lagu yang keren....dan saya selalu puas apabila lagu ini disambut senyuman bahagia klien (kedua pengantin) saya.

Tapi lagu ini juga kadang diiringi isak tangis...

Saya nggak tahu itu air mata haru bahagia atau pilu derita. Tapi dada saya pasti gemetar bila lagu ini mengiringi acara sungkeman (kedua pengantin sungkem di depan kedua orang tua masing-masing). Moment itulah yang menurut saya paling tragis. Bahkan saya selalu merasa sesak nafas ketika acara tersebut berlangsung, namun harus tetap menjaga ritme lagu yang saya nyanyikan.

Pasti jadi adegan tangisan! Saat anak dan orang tua saling mengucap maaf dan memohon ijin untuk merelakan perubahan status dari anak kecil menuju kemandirian rumah tangga. Saya sering tak sampai hati untuk membuka mata, saya kadang lebih memilih bernyanyi sambil pura-pura konsentrasi pada lembaran lirik di stand partiture, daripada harus menyaksikan adegan tersebut. Saya terlalu sensitif dengan urusan tersebut, dan selalu terbayang, bagaimana ya nanti hebohnya acara sungkeman From This Moment saya, ketika saya harus sungkem dengan orang tua yang sudah tidak lengkap lagi, dan memohon maaf atas semua kesalahan yang telah saya lakukan selama ini terhadap ibu dan keluarga saya....huuuh, saya pastikan saya akan menangis...tapi tetap akan saya nyanyikan lagu tersebut untuk istri saya, dengan sentimentil....
 
Copyright 2009 PAKSI JASMINE. Powered by Blogger Blogger Templates create by Deluxe Templates. WP by Masterplan