Pensi lagi...kali ini di Geografi UGM. Belakangan ini, band saya sering dapat job pensi (pentas seni), istilah trend yang artinya mengacu pada pergelaran acara band di sekolah dan kampus-kampus.
Susah dan repot...bagi Jasmine, yang notabene adalah band ngamen reguleran dan band mantenan, perform di pensi kayak gini selalu menghadirkan ke-kagok-an pada penampilan kami. Terutama bagi saya, ada kewajiban untuk harus njoget di panggung.....damn, sesuatu yang tak perlu dilakukan saat perform di event wedding dan akustik reguleran (duduk). Keriwehan pensi lainnya, harus lebih concern juga sama fashion style di panggung, konsekuensi pentas disaksikan anak-anak muda yang update dandan....
Semua itu gara-gara Maliq & d'essentials....Sekitar akhir tahun lalu, untuk pertama kalinya Jasmine tampil di arena pensi, sebagai band pembuka Maliq & d'essentials. Saat itu kita dituntut untuk ngejazz juga, biar match dengan konsep acaranya....Agaknya acara tersebut berimpact positif buat Jasmine, banyak orang kemudian melabeli kita JAZZ. Padahal ya....ambyar lah jazz kami ini, dan itu juga agak membingungkan karena mau nggak mau banyak lagu yang dipaksa dijazzkan ala Jasmine...Dan band saya diimagekan sebagai band Jazz, padahal sumpah, tak satupun dari kami yang donk dengan genre pating clekunik tersebut, baca not balok aja nggak bisa (kecuali wasis-drum), apalagi main jazz...jadinya ya asal-asalan gitu lah...
Semenjak kejadian Maliq tersebut, undangan performs di pensi kampus-kampus mulai berdatangan, semenjak itu pula kami diharuskan menjaga image agar tetep capable untuk dibilang jazz....Sebagai pendatang baru di dunia pensi, canggung lah kita ini. Bingung dengan prosedur band panggung yang harus repot cekson, songlist, meeting LO, dan ruang transit artis. Hehehe...asal tau aja, kalau panitia-panitia pensi itu selalu heboh dengan Jasmine. Dianggapnya kami tuh band kondang, padahal yo tetep wae kere...Pertama, mereka pasti sibuk minta logo kita untuk publikasi di poster acaranya, repot mendata berapa jumlah kru jasmine (padahal kami blas nggak punya kru, nggak kuat bayar), selalu bingung tanya apa raidersnya jasmine--kita nggak pernah minta apapun selain air putih (dan fee tentunya)--, heboh nyediain ruang transit khusus buat artis-- yang juga nggak pernah kita tempati--, kemana-mana selalu dikawal LO, dan inilah yang paling menggemaskan : dimintain tanda tangan plus foto-foto dengan penggemar...heerrrgh malah malu saya....
So, ya beginilah...band manten ngrasain main pensi...malah bingung dan canggung dengan perlakuan istimewa para panitia gitu.... bola-bali cah ngamen, kagok dengan "aturan-aturan" kayak itu, enjoy terbawa pragmatisme : datang, nyanyi, bayaran, pulang...dah gitu aja...
Susah dan repot...bagi Jasmine, yang notabene adalah band ngamen reguleran dan band mantenan, perform di pensi kayak gini selalu menghadirkan ke-kagok-an pada penampilan kami. Terutama bagi saya, ada kewajiban untuk harus njoget di panggung.....damn, sesuatu yang tak perlu dilakukan saat perform di event wedding dan akustik reguleran (duduk). Keriwehan pensi lainnya, harus lebih concern juga sama fashion style di panggung, konsekuensi pentas disaksikan anak-anak muda yang update dandan....
Semua itu gara-gara Maliq & d'essentials....Sekitar akhir tahun lalu, untuk pertama kalinya Jasmine tampil di arena pensi, sebagai band pembuka Maliq & d'essentials. Saat itu kita dituntut untuk ngejazz juga, biar match dengan konsep acaranya....Agaknya acara tersebut berimpact positif buat Jasmine, banyak orang kemudian melabeli kita JAZZ. Padahal ya....ambyar lah jazz kami ini, dan itu juga agak membingungkan karena mau nggak mau banyak lagu yang dipaksa dijazzkan ala Jasmine...Dan band saya diimagekan sebagai band Jazz, padahal sumpah, tak satupun dari kami yang donk dengan genre pating clekunik tersebut, baca not balok aja nggak bisa (kecuali wasis-drum), apalagi main jazz...jadinya ya asal-asalan gitu lah...
Semenjak kejadian Maliq tersebut, undangan performs di pensi kampus-kampus mulai berdatangan, semenjak itu pula kami diharuskan menjaga image agar tetep capable untuk dibilang jazz....Sebagai pendatang baru di dunia pensi, canggung lah kita ini. Bingung dengan prosedur band panggung yang harus repot cekson, songlist, meeting LO, dan ruang transit artis. Hehehe...asal tau aja, kalau panitia-panitia pensi itu selalu heboh dengan Jasmine. Dianggapnya kami tuh band kondang, padahal yo tetep wae kere...Pertama, mereka pasti sibuk minta logo kita untuk publikasi di poster acaranya, repot mendata berapa jumlah kru jasmine (padahal kami blas nggak punya kru, nggak kuat bayar), selalu bingung tanya apa raidersnya jasmine--kita nggak pernah minta apapun selain air putih (dan fee tentunya)--, heboh nyediain ruang transit khusus buat artis-- yang juga nggak pernah kita tempati--, kemana-mana selalu dikawal LO, dan inilah yang paling menggemaskan : dimintain tanda tangan plus foto-foto dengan penggemar...heerrrgh malah malu saya....
So, ya beginilah...band manten ngrasain main pensi...malah bingung dan canggung dengan perlakuan istimewa para panitia gitu.... bola-bali cah ngamen, kagok dengan "aturan-aturan" kayak itu, enjoy terbawa pragmatisme : datang, nyanyi, bayaran, pulang...dah gitu aja...
5 comments:
iya kalo uda selesai maen, lupa nggandeng pacarnya juga ya.. sibuk dipoto2 :D
*anw, kok skrg kalo posting nggak pernah cerita cerita????
duuuuh-duuuh....ini dia penonton tercintaku...hehe
hahahaaa, baru tau ternyata jasmine itu asalnya band mantenan toh..
tapi performance di dentalnite itu keren kok..
sukses terus lah buat band jasmine
kayaknya aku dulu pernah liat mas paksi nge-band di grha sabha ngisi nikahan, cuman aku baru ngeh belakangan ini kalo vokalisnya band waktu itu mas paksi. ehehehe :D
cuman aku suka aja suaranya kayak Brian Adams. Woh aku samain sama Brian Adams loh . . .
@ risa : kalo untuk nikahannya bener banget, untuk bryan adams-nya salah banget
Posting Komentar