Ini bukan berniat mendiskreditkan Seniman! Karena mau nggak mau (susah untuk memungkiri atau lari dari kenyataan ini...) saya juga sudah terlanjur dicap sebagai salah satu seniman, walau masih newbie dan belum menyumbang karya yang signifikan pada dunia ke"seniman"an ini. Tapi saya tetap bangga kok mengaku jadi seniman, bila berada di waktu, tempat, dan ketemu orang yang tepat...hehe...

Saya datang ke venue yang sudah dijanjikan tepat jam 13.35, karena "briefing" via phone semalam katanya saya mulai nyanyi jam 14.00. Apa yang terjadi...setelah berkeliling stasiun Tugu Jogja, tak satupun ketemu sebuah tempat yang mirip dengan panggung, ataupun orang yang mirip panitia. Saat hampir putus asa, nampaklah seseorang (kalo yang ini, tanpa perlu menginvestigasinya, anda pasti langsung yakin kalo dia seniman) gimbal, celana pendek sobek, dan bingung....dialah mas Samuel "gimbal", saya mendatanginya hendak bertanya, tapi sebelum sempat mulut ini berujar, dengan tersenyum santai dia berceloteh "sik ya, tak golekne panggon sing pas dinggo gawe panggung"......Tidak boleh marah! Itulah aturan tak tertulis dalam komunitas yang "luar biasa" ini. Kebetulan juga Pram dan Joko Prancis sudah datang saat itu, karena "orderan" semalem adalah : main dengan mengajak teman-teman Jasmine yang "bersedia" datang.
Jam 14.20, mas Encik nelpon, "le, acarane sido lho,mengko jam-jam 4an". "Jam loro lhooooo....." itulah jawabku, tentunya disambut suaranya terkekeh puas dan bahagia di speaker hanphone. 15 menit berikutnya, saya memutuskan untuk cabut dulu dari stasiun, untuk nyicil kegiatan lain. lha kok di jalan keluar stasiun papasan dengan pick up bermuatan sound system yang dikendarai orang gondrong dan lumayan lethek juga, tapi sumringah. Hmmm soundnya aja baru dateng...., saya mengestimasi waktu 2 jam sampai panggung dan sound benar-benar ready set.
Jam 16.30 saya datang lagi (saya pikir saya sudah telat), saat itu suasana di halaman sekitaran peron stasiun Tugu meriah banget. Bayangkan sejenak bila kampus ISI Sewon + Prawirotaman + Sosorowijayan + Taman Budaya Yogyakarta + stasiun Tugu, direlokasi menjadi satu tempat saja. Begitulah kira-kira keadaannya ketika stasiun tugu penuh dengan kumpulan seniman, bule, kanvas (plus pelukisnya), orang nongkrong, wartawan, dan beberapa polisi. Tentunya para pelancong yang baru saja turun dari kereta, pasti shock dengan suasana tempat saat mereka menginjakkan kaki pertama di bumi Jogja. Para penumpang kereta yang "takjub" itu menambah "kemeriahan" tempat itu. Saya sempat bercakap-cakap dengan salah seorang teman pelukis di situ, tentang 'apa yang ada dipikiran para penumpang yang turun dari kereta ketika mereka menyaksikan ulah kita'...yang menyambut kedatangan mereka dengan menegaskan jargon "Jogja Kota Seniman".

Di tengah suara hilir mudik kereta (bisa bayangkan kan gimana berisiknya?) dan nada intro dari pusat informasi untuk kedatangan/keberangkatan kereta yang sangat khas dan sama di stasiun manapun di Indonesia, event itu akhirnya (jadi) dilangsungkan. Tapi jujur, suasana seperti ini yang saya suka, design venue (dan tentunya design "suasana") yang sangat-sangat-sangat...dan sangat artistik. Bayangkan, panggung kecil tempat saya nyanyi, dikelilingi puluhan kanvas dan pelukis plus modelnya --bapak walikota Jogja dan TNI juga menjadi modelnya--, trus dibelakang susunan lukisan tersebut, ada background puluhan penonton, hiruk pikuk orang-orang di stasiun, dan (jangan lupa) lagi-lagi suara kereta lewat yang selalu menelan suara saya ketika nyanyi. Itu untuk layout-nya, untuk aura ataupun suasana yang tercipta, huuuuf...eksotik, ceria, sumringah, guyon abisssss, pokoknya saya selalu suka jika berkumpul dengan seniman-seniman ini.

Orang-orang yang selalu tersenyum itu (bukan berarti gila, tapi ada juga yang memang bener-bener gila), saya bangga telah dilibatkan dalam kegiatan komunitas itu, walaupun :
1. Jam tangan seniman dan jam manusia umum itu kadang nggak sama.
2. Harus legawa dan pandak jika bercanda dengan mereka, jangan gampang kagol atau marah kalo digarapin...(meski anda harus datang 2 jam sebelum acara dimulai karena dikerjain).
3. Jika pingin menjalin hubungan dengan seniman, jangan pernah men-silent apalagi mematikan hp anda saat tidur, karena kadang jam 2 malam pun anda akan di telepon(yang seringkali cuman ngajak gojek).
2 comments:
iyaaaa, aku sampe diusir usir disuruh pulang karena mas nggak tau molornya ampe jam berapa acaranya. Tapi overall acaranya ok kan.. Yang nonton hepi, yang ngisi acara hepi, aku juga ikutan hepi deh :)
woh...nongol....aku nggak tega kalo kamu harus berlama-lama dengan "orang-orang gembira" itu...
Posting Komentar